Soto Sapi Mbah Gito, Langganan Blantik

SOTO sudah menjadi warisan kuliner nusantara yang disukai setiap orang. Dan, bagi para penggila makanan berkuah segar ini bisa mencoba sensasi baru di Warung Soto Sapi Mbah Gito di Desa Tangkil, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten.

Selain rasanya yang berbeda dengan masakan serupa, jam bukanya juga unik yaitu lima hari selama seminggu.

Sensasi Pedas Aneka Level Ceker Setan

SLEMAN (KRjogja.com) - Bagi penggemar ceker tentunya tidak akan melewatkan menu andalan yang disajikan Warung Makan 99 Bu Murni yaitu Ceker Setan. Ceker setan atau kaki ayam yang terdiri dari ceker penyet dan ceker gulai ini merupakan menu makanan bagi penggemar ceker sekaligus penyuka masalakan pedas, namun tidak perlu khawatir karena tingkat kepesannya sesuai selera.

"Saya menyajikan ceker dalam berbagai macam masakan seperti ceker bakar, sop ceker, ceker goreng tepung dan ceker penyet dan gulai penyet. Untuk ceker penyet dan gulai penyet saya namakan dengan nama ceker setan," ujar Pemilik Warung Makan 99 Bu Murni, Novi Murdiani di Jalan Anggajaya 2/159, Condongcatur Yogyakarta, Minggu (15/7).

Novi mungungkapkan bagi sebagian orang mungkin merasa enggan mengkonsumsi ceker ayam, tetapi banyak juga yang menganggap ceker sebagai makanan favoritnya dan ada sensasi tersendiri menikmati ceker. Dari situlah Novi terinspirasi untuk menghadirkan ceker setan ini, dan yang lebih menarik pengunjung bisa merasakan sensasi lain menikmati ceker yang pedas hingga super pedas.

"Pengunjung juga bisa memesan tingkat pedas sesuai keinginan. Ada lima level pedas yang disediakan yaitu level satu dengan lima cabai, level dua dengan tujuh cabai,level tiga dengan sembilan cabai, level empat dengan 11 cabai dan level lima dengan 13 cabai. Jadi rasa pedas ceker setan murni dari cabainya bukan pedas merica," paparnya.

Lebih lanjut dikatakanya dari sisi kesehatan, ceker ini justru banyak manfaatnya dan apabila diolah dengan baik, nikmatnya pun tak kalah dengan daging ayam. Untuk menghilangkan lemak, dalam prosesnya juga dicampur dengan kunir. Sedangkan untuk sambal juga disesuaikan dengan keinginan pengunjung. Hal yang sama juga untuk gulai ceker.

"Kami memilih menggunakan ceker ayam kampung dan ayam potongyang diungkep dengan rempah-rempah khas Indonesia selama beberapa jam supaya empuk," imbuhnya

Satu porsi ceker setan maupun gulai setan dibandrol dengan harga Rp5.000 dilengkapi dengan nasi dan lalapan. Lalapan ini untuk menetralisir rasa pedas, misalnya kol putih dan mentimun untuk mentralisir pedas. Selain itu pengunjung bisa memilih aneka menu dari ceker lainnya yang tidak kalah nikmat dan terjangkau harganya. (Fir)

Lezatnya Sawuq Srundeng di Merica Singkong Resto

APAKAH Anda bukan penyuka olahan makanan dari ubi singkong? Apakah Anda penyuka dan hobi olahan singkong? Apapun jawabannya, tak salah untuk mencoba menu masakan olahan ubi singkong di Merica Singkong Resto. Dijamin Anda dimanjakan dengan kelezatan menu dan rasanya yang menggunggah selera.

Merica Singkong Resto yang beralamatkan di Jalan Nologaten No 288 (barat Ambarukmo) Sleman, Yogyakarta, ini memang sengaja menyajikan menu ubi singkong atau dalam Bahasa Jawa sering disebut telo sebagai andalan restonya. Semuanya serba ubi singkong, dari menu utamanya hingga camilan ringannya.

Salah satu menu yang cukup unik adalah sawuq berbalurkan srundeng. Sawuq disajikan sebagai pengganti nasi beras dari padi. Nilai gizinya tidak kalah dari beras padi. Sebagai penggugah selera makan di atasnya diberi taburan srundeng dari parutan kelapa yang gurih. Hasilnya cukup ciamik.

Apalagi bagi penderita diabetes yang dianjurkan untuk mengurangi asupan nasi dari bahan padi-padian. Sehingga, adanya olahan sawuq dari ubi singkong ini bisa menjadi alternatif sebagai bahan makanan pokoknya yang menyehatkan. "90 persen semua menunya dari telo," kata Bonny Tello.

Pria yang sudah malang melintang di dunia pariwisata dan kuliner ini sengaja membuat konsep rumah makan yang semunya berasal dari telo. Apalagi, ubi singkong ini banyak manfaatnya, dari daun sampai ubinya. Sehingga, pemanfaatan ini bisa mengangkat ekonomi banyak pihak, terutama petani.

Untuk membuat sawuq juga tidak sulit. Ubi dikupas dan dibersihkan dengan air mengalir. Setelah itu ubi singkong diparut sesuai ukuran dan dikukus di atas bara api sedang. Pengukusan tidak membutuhkan waktu lama. Sedangkan srundeng diambil dari parutan kelapa dengan dicampur bumbu-bumbu.

Bonny Tello mengatakan, variasi menu yang disediakan oleh Merica Singkong Resto terbilang sangat banyak. Dari olahan yang dikukus, digoreng, sampai dipepes dengan ramuan bumbu khusus. Bahkan, singkong dibuah olahan aneka minuman yang menyegarkan. (Asa)

Kupat Tahu 'Mbah Jeruk' Ueenak Tenan...

WONOSARI (KRjogja.com) - Penggemar kuliner Gunungkidul pasti mengenal kupat Tahu "Mbah Jeruk" di depan Kantor Peternakan Kabupaten Gunungkidul, tepatnya disebelah selatan Garasi Bus Maju Lancar. Sambil menanti proses masak Kupat Tahu, pembeli bisa minum dulu sambil ngobrol sepuasnya.
Kupat tahu 'Mbah Jeruk' kini diteruskan putranya Nanang Teguh (34). Nanang ditemani seorang ibu yang siap menyanjikan minuman, bisa es panas ginastel (legi panas kentel), dan juga minuman dingin. Ada juga dua tikar yang disiapkan untuk duduk lesehan.
Nanang meneruskan pekerjaan ayahnya, membuka usahanya di dua tempat, pagi sampai siang jualan di dekat Pasar Bambu Kepek Wonosari, dan malam hari di depan Kantor Peternakan Kabupaten Gunungkidul jln Kyai H Agus Salim. Satu porsi Kupat Tahu cukup Rp 5.000. Keistimewaan Kupat Tahu 'Mbah Jeruk' adalah bumbunya sangat terasa, tahunya masih panas, kupatnya lezat, ada timun dan krupuk.
Banyak pelanggan yang datang dari kecamatan Wonosari, Playen,Semanu dan Karangmojo. Menurut Nanang penggemar Kupat Tahu, kebanyakan dari kalangan muda, mereka sering membawa pulang untuk oleh-oleh keluarganya yang ada di rumah. (Tds)

Gudeg Mercon Ibu Ngatinah

YOGYA (KRjogja.com) - Para penggemar gudeg pasti selalu mendapatkan rasa manis dan legit pasa masakan khas Yogyakarta ini. Namun, ada sensasi rasa berbeda jika mencoba Gudeg Mercon di seputaran Kranggan, Yogyakarta.

Gudeg racikan Ibu Ngatinah ini menyajikan gudeg bercampur sayur tempe ditambah potongan cabai hijau menggunung. Belum lagi sayur kreceknya yang berpadu padan dengan cabai rawit merah sehingga membuat lidah 'terakar'. Tak hera jika diberi nama mercon.

Menurut sang penjual, ide awal pembuatan adalah keinginan untuk membuat rasa gudeg yang berbeda dan tidak membosankan. Citarasa pedas dipilih karena dinilai banyak disukai oleh masyarakat. Terciptalah gudeg mercon yang memang benar adanya, selalu laris diserbu pelanggan.

"Ramuannya ya ngawur saja. Kalau biasanya gudeg hanya menyediakan sayur nangka, areh, krecek, potongan daging dan telur, maka gudeg mercon ini ada campuran sayur mercon dan aneka gorengan. Ternyata lidah masyarakat cocok dan justru banyak diminati," katanya.

Setiap kali berjualan, tak kurang 5 kilogram cabe hijau dan cabe rawit merah digunakan untuk meramu gudeg mercon. Rasa pedas yang tak terkalahkan dari gudeg ini disebut sebut baru satu satunya di Yogyakarta. Bu Ngatinah sendiri telah berjualan gudeg mercon sejak tahun 1992.

Salah seorang penggemar gudeng mercon, Adi Christiawan mengaku selalu menyempatkan diri untuk menikmati gudeg mercon. Terlebih, aktivitasnya yang baru berakhir pada malam hari membuat gudeg mercon menjadi alternatif kuliner yang cocok.

"Biasanya saya selalu berolahraga futsal hingga pukul 23.00 malam. Setelah lelah dan lapar, pasti selalu mampir kesini. Citarasanya tidak membuat eneg dan malah sensasi pedasnya gudeg membuat ketagihan," tuturnya.

Anda yang penasaran ingin menikmati gudeg ini, silahkan susuri seputaran pasar Kranggan tepatnya di sisi sebelah Barat Klenteng Poncowinatan Yogyakarta. Di sebuah trotoar akan terlihat kerumunan ramai penggemar gudeg mercon yang mengantri.

Gudeg mercon buka mulai pukul 23.00 malam hingga pukul 04.00 pagi. Harganya juga bervariasi. Mulai Rp12 ribu untuk gudeg suwir, Rp14 ribu untuk gudeg suwir telur dan Rp20 ribu untuk gudeg paha. Anda juga bisa menambahkan aneka gorengan yang tersedia. Selamat mencoba. (Ran)

Warung Soto Pak Kenthus, Cara Unik Nikmati Kalkun

BANTUL (KRjogja.com) - Khazanah kuliner di Yogyakarta tak pernah surut dan selalu menyajikan keunikan dengan citarasa istimewa. Salah satunya di Manding, Trirenggo, Kabupaten Bantul milik Kentus. Warung sederhana ini menyajikan santapan tak lazim namun menggugah selera yaitu Soto Kalkun, rica-rica sampai sego wiwit.

Menurut Kenthus warungnya dibuka sejak tahun lalu dan awalnya menyajikan bakmi jawa kalkun karena ayam khas bule ini tak lazim disantap masyarakat awam. Namun, memberi rasa istimewa ketika disantap. Bahkan, mengandung banyak manfaat seperti rendah lemak dan kolesterol. Ditambah memiliki kandungan protein tinggi.

"Kadar protein diatas daging ayam serta dapat meningkatkan kesehatan jantung dan sistem kekebalan tubuh. Kaya akan vitamin B. Untuk soto hampir sama dengan bahan lain namun kuahnya lebih gurih karena berbahan baku kaldu dan suwiran ayam kalkun. Bahkan, tanpa campuran rasanya gurih dan semakin nendang," ujarnya setengah promosi, Minggu (17/6/2012).

Kenthus menjelaskan rasa gurih itu berasal dari dada kalkun yang menyimpan lemak namun tetap 'baik' bagi kesehatan para penyantapnya. Tak heran dalam sehari mampu menghabiskan dua ekor ayam kalkun. Sedangkan harganya cukup ekonomis karena seporsi soto hanya Rp5 ribu. Untuk sego wiwit Rp5 ribu dan rica-rica Rp10 ribu. (Fir)

Bebek Plengkung Berbalut Rempah Nan Nikmat

BANTUL (KRjogja.com) - Bagi penggemar masakan bebek silahkan mencoba atau mampir di Jalan Parangtritis Km 5 Nomor 364, Kabupaten Bantul. Disana ada Bebek Plengkung Resto dengan menawarkan rasa istimewa sajian bebek peking atau bebek plengkung khas Banyuwangi yang kaya rempah.

Pemilik Bebek Plengkung Resto, Onny mengatakan bebek peking merupakan sajian makanan yang populer di Cina karena diberi pakan khusus sehingga menjadi gemuk. Selain itu dagingnya lebih lembut dengan kulit yang kering saat dipanggang. Kemudian oleh Onny bebek peking ini dikombinasikan dengan bumbu rempah-rempah nusantara.

"Bebek peking yang kami oleh merupakan daging bebek bermutu tinggi yang dipadukan dengan rajikan bumbu khas Plengkung Banyuwangi yang serba rempah.Dan memadukan bahan baku daging bebe k oriental dengan bumbu-bumbu tradisional yang rasanya gurih dan nikmat," paparnya, Minggu (17/6/2012).

Onny menjelaskan mengenai cara pengolannya sendiri cukup mudah. Setelah daging bebek peking dicampur dengan aneka bumbu rempah kemudian akan didiamkan selama 24 jam atau satu hari satu malam supaya bumbu rempah meresap ke dalam daging bebek. Selanjutnya bebek yang telah dibumbui itu di panggang ke dalam oven selama 45 menit dan siap untuk disajikan. "Saya menjamin meski serba bebek, namun tak ada aroma amis sama sekali pada semua menu yang tersaji dan tanpa kolesterol tinggi. Kami juga menyediakan menu lain bagi yang tidak suka bebek yaitu gurami,” imbuhnya.

Resto yang memiliki nuansa asri dan alami ini juga didukung juru masak profesional dengan menunya sangat terjangkau semua kalangan. Resto ini juga dilengkapi fasilitas VIP, ruang meeting, cafe, privat room, gazebo, live music yang buka mulai jam 11.00 - 22.00 WIB , sementara untuk kafe hingga pukul 01.00 WIB. “Konsep kita ingin berbagi dengan warga sekitarnya dan kita desain rumah makan ala hotel tapi terjangkau masyarakat,” pungkasnya. (Fir)

Sate Winong si Penggugah Selera Makan

CITARASA dan racikan bumbu tradisional mampu mengangkat menu khas Kabupaten Purworejo, Sate Winong. Di era tahun 1960 hanya dijual dengan berkeliling kampung dan saat ini menjadi khasanah kuliner andalan di rumah makan.

Pedagang Sate Winong di Desa Sutoragan Kecamatan Kemiri Misbah (48) mengatakan sate tersebut merupakan warisan sesepuh di Desa Winong Kecamatan Kemiri. "Dulu yang menciptakannya asli warga Winong. Kemudian sekarang sudah diturunkan kepada anak dan cucu, termasuk saya," ujarnya kepada KRjogja.com, Kamis (28/6).

Menurut Misbah keunikan sate tersebut terletak pada kecap bumbunya. Pedagang membuat kecap khusus dengan racikan turun-temurun.  Alhasil, citarasa yang didapat juga unik. Manis, asam, asin dan pedas. Apalagi dalam penyajiannya kecap akan dicampur irisan daun jeruk sehingga membuat rasa daging lebih segar.

Jika masih kurang mantap, pedagang sate juga menyediakan air cuka yang khusus dibuat dari air nira kelapa. Citarasa khas tersebut membuat warung Sate Winong yang di wilayah Purworejo tercatat belasan buah selalu ramai pengunjung. Termasuk milik Misbah yang mengaku selalu kebanjiran pembeli ketika bulan ramadan atau lebaran. "Setiap hari bisa dua ekor kambing atau seribu tusuk sate," ujarnya. (Jas)

Pedas dan Gurih Sambal Belut Pak Sabar

BANTUL (KRjogja.com) - Warung Sambel Belut Pak Sabar di Dusun Dokaran, Tamanan, Banguntapan, Kabupaten Bantul mencoba menawarkan kuliner khas dan unik. Warung yang bisa ditempuh melalui Jalan Imogiri Barat ini menyajikan aneka ikan air tawar lain seperti gabus dan lele dengan sambal gurih dan pedas.

Sabar bersama istri tercinta Sri Umidah serius menggarap usaha ini sejak tahun 2000 dengan menawarkan sambel yang berbeda dari biasanya dengan bahan dasar belut. Bahan dasar sambel belut ini terbuat dari belut goreng setengah matang yang telah dibuang tulangnya dicampur dengan bumbu kencur, cabai, daun jeruk dan garam kemudian dihaluskan. Sedangkan untuk belut gorengnya dan ikan lainnya hanya dibumbui bawang putih dan kunyit yang bisa digoreng kering ataupun setengah matang.

"Orang yang baru pertama kali mencicipinya pasti mengira sambel belut ini dicampur dengan kelapa parut, padahal tidak ada campuran kelapanya karena itu rasa dari daging belut yang sudah dihancurkan. Sedangkan tingkat kepedasan sambel bisa menyesuaikan cabainya dengan permintaan pembeli," ujarnya, beberapa waktu lalu.

Mengenai bahan bakunya, dikatakannya untuk belut diperoleh dari Klaten atau Solo sesuai ketersediaan karena tidak menentu yang biasanya dipesan tergantung pasokan dari 80 kilogram hingga 1 kuintal untuk persediaan dua hari, ikan gabus bisa sampai 10 hingga 50 kilogram setiap harinya yang didatangkan dari Kulonprogo, sedangkan ikan lele tergantung pasokan yangdikirim.

"Kalau untuk bahan baku memang tergantung pasokan karena mendapatkannya susah-susah gampang agar segar jika disajikan pembeli maka diambil dua hari sekali kecuali ada pesanan banyak baru ambil banyak," ujarnya.

Sabar yang memasak sendiri dibantu kedua anaknya membuka warung sejal Pukul 10.00 - 00.00 WIB menjelaskan pembeli ramai hanya pada saat liburan saja. Namun dirinya bersyukur warungnya kini dikenal banyak orang dan justru pembeli dari luar kota yang mendominasi menikmatii hasil olahan belutnya.

"Mayoritas pembeli dari luar kota yang biasanya datang rombongan, kalau dari Yogya sendiri paling banyak datang dari rombongan dinas setempat. Agar tidak menunggu lama saya sarankan tamu langganan untuk menelpon terlebih dahulu untuk memesan agar tidak menunggu lama apalagi jika pas musim liburan atau ingin memesan banyak," ungkapnya.

Warung sederhana ini selain sambel belut yang dihargai Rp.5.000 juga menawarkan menu lainnya yaitu sambel bawang dan sambel terasi dengan lauk utamanya belut goreng seharga Rp.6.000 per ons. Ikaan gabus Rp.6.000 per ons dan ikan lele per ons berikut dengan lalapan kemangi dan timun serta sayur daun singkong yang dijamin harganya terjangkau. ”Kebanyakan orang beli per kiloan. Satu kilo belut dihargai sekitar Rp 50.000 karena biasanya untuk makan ramai-ramai," pungkasnya. (Fir)