Nasi Goreng Soto ,

PENGELOLA kuliner di Solo melakukan inovasi dengan menggabungkan dua masakan menjadi satu. Setidaknya seperti yang dilakukan pengelola kuliner di hotel Fave yang terletak di Jalan Adisucucipto, Solo, disajikan menu Nasi Goreng Soto dengan paduan cita rasa yang istimewa  dan juga  unik, rasa khas rasa soto namun nasinya goreng.
  
Public Relation Officer Fave Hotel , Dhian Vita Mayasari mengatakan, nasi goreng ini bukan sembarangan nasi goreng seperti biasanya. "Kami sengaja ingin membuat sesuatu yang beda dan tidak sekadar disajikan secara biasa saja.Menu nasi goreng soto disajikan secara lengkap. Mulai dari nasi goreng yang dibumbui dengan aroma soto, ditambah dengan suwiran ayam dan telur di atasnya serta semangkuk kuah soto yang segar sebagai pendampingnya." paparnya.

Fave Hotel di Solobaru juga meluncurkan menu baru pada pertengah Mei ini, yakni nasi goreng iga. Nasi goreng itu dibumbui iga super lezat, ditambah iga bakar spesial. Kedua menu ini disajikan dengan paduan cita rasa yang istimewa dan unik. Masing-masing berharga Rp 25.000 per porsi untuk nasi goreng soto dan Rp 49.500 untuk nasi goreng iga bakar.

Diakui Dhian, menu satu masakan yakni Nasi goreng merupakan salah satu jenis makanan favorit yang menyajikan cita rasa yang khas di lidah. Biasanya nasi goreng disajikan pada saat sarapan pagi. Apalagi jika anda mencoba cara membuat nasi goreng spesial ditambah dengan telur, ayam, udang dan sebagainya. Tentu rasanya akan semakin nikmat dan lezat.

Masakan Soto juga tak kalah populernya. Ada macam-macam soto di Indonesia seperti soto Sokaraja, soto Kudus misalnya. Untuk menyajikan masakan soto, siapkan bumbunya daging sapi atau ayam sesusai selera. Selain itu  bawang putih, bawang merah dan jahe. 

Sedang kol atau kubis dirajang lembut. Tahapan merebus tulang daging sapi, haluskan bawang merah, campurkan dengan merica halus. Keempukan  daging soto agar lebih terasa, demikian pula kuah soto agar terasa sedap. Sajikan nasi goreng serta masakan soto. "Paduan unik dan banyak yang ketagihan untuk mengulang nasi goreng soto ala Fave hotel Solo, Apalagi disantap sambil menikmati fasilitas wifi dengan kecepatan tinggi di resto hotel"ujar Dhian Vita Mayasari. 

Sedap, Nikmat, Mantap

Angkringan Modern - Bonus Internetan Gratis

Anda yang pernah berkunjung ke daerah Jogjakarta atau Jawa Tengah pasti mengenal jenis tempat wisata kuliner yang satu ini :)

Angkringan nasi kucing merupakan tempat makan murah meriah dengan menggunakan gerobak kayu yang dilengkapi dengan kursi kayu yang panjang, dan ada juga yang saat ini menggunakan kursi plastik. Angkringan ini menyajikan nuansa kuliner dengan suasana kekeluargaan dimana para pengunjung dan pedagangnya pun bisa saling ngobrol sana-sini. Saat ngobrol inilah, pengunjung terkadang makan sambil nongkrong dengan menaikkan salah satu kakinya ke kursi, itulah yang disebut sebagai nangkring. Berkat kebiasaan tersebut kuliner ini kemudian dikenal sebagai angkringan, atau tempat nangkring sambil makan dan minum.

Beberapa menu yang sering disajikan di kuliner angkringan nasi kucing adalah : nasi sambal lauk ikan asin, nasi sambal lauk bandeng, nasi sambal ikan teri, nasi sambal usus ayam, nasi orek tempe, nasi sayur kacang panjang, nasi bakmi, nasi goreng dengan berbagai macam lauk pauk plus minuman atau wedangnya biasa tersedia, es teh, teh anget manis, es jeruk, wedang jeruk, es jahe, wedang jahe original, jahe susu, teh jahe, kopi jahe, kopi susu, kopi hitan, kopi jos ( kopi arang ), wedang secang, wedang uwuh.

Satu di antaranya membuka warung angkringan seperti yang dilakukan oleh Agus Yulianto warga Sumberadi, Mlati, Sleman. Sekitar empat tahun gerobak angkringannya mangkal di pinggir jalan dengan jam buka dari pukul 18.00 sampai 24.00. Namun sejak pertengahan Mei 2014, gerobak angkringan di pindah di ruang depan bagian rumahnya dengan ukuran 8 x 6 meterpersegi.

Tidak hanya gerobak angkringan saja, namun dilengkapai etalase untuk menempatkan aneka sayuran dan lauk. Bahkan, menyediakan nasi goreng dan bakmi. Masih dilengkapi juga fasilitas free hot spot dan dipasang televisi layar datar. Wajar jika akhirnya tempat ini diberi nama Angkringan Modern Om Agus. Jam bukanya berubah menjadi pukul 09.00 sampai 02.00. Khusus bulan Ramadan direncanakan buka dari pukul 16.00 sampai saatnya sahur.

“Anak-anak muda yang senang internetan, akan ke angkringan sini sambil membawa laptop dan netbook,” jelas Agus. 

Keren and kreatif, wahhh... boleh itu kesana, Sedap, Nikmat, Mantap.

Kekhasan sebagai warung angkringan, sebutnya, masih dijaga. Antara lain ada ceret untuk merebus air. Pembeli dapat memilih minuman seperti jahe, susu jahe, teh jahe, kopi dan wedang tape ketan. Selain itu ada nasi kucing dengan lauknya seperti tempe dan ikan teri. Ada lagi cemilan, gorengan, sate usus dan telur puyuh. Selain itu ada nasi, sayuran dan lauk yang dapat diambil secara prasmanan. Jenis sayurnya seperti sop, tempe kering, kikil sapi dan tongseng ayam.

Ditambahkan Agus, setiap pembeli sebelum menyantap menu makanan harus datang ke kasir dahulu. Artinya, bayar di depan. Pihak kasir juga sudah menggunakan mesin kasir. Dalam sehari, ia dibantu delapan tenaga terbagi dalam dua shift, termasuk ada bagian yang memasak. Pasalnya, 90 persen makanan di angkringan modern ini hasil masakan sendiri. Sepuluh persennya titipan orang, seperti kerupuk dan beberapa cemilan.

“Dengan berada di dalam rumah seperti ini, kalau pas hujan tidak terlalu dingin dan tidak ketampu,” imbuhnya.

Lezat Dan Nikmatnya Mie Ongklok

Tampilan maupun cita rasa dari mi jenis ini cukup khas. Terutama kuahnya menggunakan kuah khusus dengan perpaduan bahan seperti tepung pati dan bumbu-bumbu yang diberi udang ebi serta kacang tanah sudah dihaluskan. Kuah berbahan pati ini sudah dimasak dengan air sehingga mirip bubur atau jenang.

"Ketika kuah ini sudah dingin, lalu akan disajikan bersama mi perlu dihangatkan dahulu sambil diaduk-aduk,” papar Daryati, juru masak di warung penyedia mi ongklok.

Mie ongklok termasuk masakan khas Wonosobo Jawa Tengah. Namun untuk bisa menikmati jenis masakan ini tak harus datang ke tempat asalnya.  Kuliner istimewa ini bisa diperoleh di Jalan Soragan Ngestiharjo Bantul, Yogyakarta.

Daryati mengungkapkan mi yang digunakan di warungnya masih berasal dari produsen di Purworejo. Tampilannya agak lebih kecil dibanding mie untuk mie ayam.  Saat akan disajikan direbus dahulu menggunakan alat bantu khusus, sehingga cukup ditenggelamkan di air mendidih sambil dikopyok-kopyok. Setelah diangkat air keluar dari lubang-lubang alat tersebut.

"Ongklok" adalah nama keranjang kecil yang terbuat dari bambu dan dipakai untuk merebus kol. Loh, Mie kok pakai kol? Iya ya, pasti terdengarnya aneh. Sewaktu direbus di air mendidih, mie dan kol nya 'diongklok-ongklok' (dicelup-celup) pakai ongklok. Jadilah namanya Mie Ongklok.

Konon alat tersebut banyak terbuat dari anyaman bambu dan biasa disebut ongklok. Namun, dalam perkembangannya ada juga yang sudah tidak menggunakan bahan bambu, tapi almunium. Saat penyajiannya ada tambahan irisan kol, daun kucai, bawang merah goreng dan cabai rawit hijau yang sudah dilembutkan. Katanya daun Kucai ini menyehatkan karena bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Sebagai pendampingnya dapat ditambah sate sapi dan tempe kemul.

Mie Ongklok warnanya kuning dengan tekstur tebal dan kenyal. Kuah Mie Ongklok juga berwarna kuning dan cukup kental. Kuah kental nya ini berasal dari kanji yang biasa disebut "loh". Pada campuran kuahnya ditambahkan gula merah dan ebi (udang kering) ke dalam Mie Ongklok sehingga kuahnya gurih nyesss. Oh iya, ada taburan bawang gorengnya juga.

“Tempe kemul, sebenarnya seperti tempe mendoan biasa, tapi tepungnya lebih banyak dan ditambah irisan kucai. Tepung yang kami gunakan perpaduan tepung beras dan tepung kanji,” jelas Daryati.

Dia menambahkan harga mie ongklok saja cukup Rp 6.000 perporsi. Ada juga satu paket terdiri mi ongklok, dua tusuk sate sapi dan satu tempe kemul cukup Rp 10.000. Lain halnya jika sate sapi saja (10 tusuk) Rp 20.000.  Nikmat , Sedap, Mantap.

Warung Gule Sawah

Bagi para penggemar kuliner daging kambing, Warung Gule Sawah yang ada di Wates, Kulonprogo, Yogyakarta, bisa menjadi pilihan. Istimewanya, warung ini merupakan warung gule, sate, dan tongseng, dengan konsep lesehan yang pertama dan satu-satunya di Kulonprogo sampai saat ini.

Penggemar sate kambing dan lelung (gule balung) tidak adanya salahnya meluangkan waktu untuk berkuliner di Gule Sawah Wates. Dengan menu andalannya sate empuk dan lelung (gule balung), para pecinta kuliner bakal merasakan sensasi rasa yang lain dari sajian menu Gule Sawah.

Warung yang didirikan sejak 2005 ini memang letaknya di dekat sawah sehingga wajar sang pemilik menamainya dengan warung Gule Sawah. Meski di dekat sawah tapi untuk menjangkau warung yang ada Jalan Tentara Pelajar, No 4, Beji, Kelurahan/Kecamatan Wates ini sangat mudah karena terletak tidak jauh dari kota Wates.

Sate yang empuk dengan resep khusus pembakaran tanpa kecap pabrik, memang sengaja disajikan untuk membuat rasa menjadi lain. "Tidak pakai kecap pabrik, tapi dengan kecap buatan home industry, serta gula kelapa dan rempah-rempah. Rasanya tentu saja akan lain, empuk dan maknyus, membuat pecinta kuliner sate akan merasakan rasa yang lain. Untuk sate kami hargai Rp 12 ribu tiap porsi,"kata pemilik Gule Sawah, Kalis Gatot Raharjo (46) .

Selain kekhasan bumbu menggunakan rempah-rempah yang diracik sendiri, daging berbagai menu di Gule Sawah juga empuk. Rahasianya terletak pada pemilihan kambing. Kalis selalu memilih kambing yang gemuk karena berdasarkan pengalamannya, kambing gemuk dagingnya lebih empuk dibanding yang kurus.

Sedangkan lelung tidak prengus (bau) dan segar atau tidak enek. Untuk gule, Gatot memang memilih kualitas kambingnya. Khusus lelung sehari membutuhkan 15 kg bahan yang terdiri iga, ekor dan punggung untuk sekitar 60 porsi.

Khusus gule, sudah ada resep khusus yang menjadi rahasia Gatot. Yang jelas gule dimasak dengan 32 rempah-rempah, sehingga mampu menghasilkan cita rasa yang lain. Untuk menghasilkan lelung yang maknyus, selain kualitas kambing, juga dibutuhkan waktu merebus bahannya minimal sekitar 1,5 jam. Biasanya saat lelung tersedia, langsung ludes sampai pukul 13.00 WIB, bahkan sebelum itu. Lelung ini dipatok harga Rp 12 ribu/ porsi, untuk gule biasa Rp 10 ribu/porsi,-, dan tongseng Rp 12 ribu/ porsi. "Khusus rempah-rempah, kami buat sendiri gabungan dari 32 macam rempah. Hanya kami yang tahu komposisinya,"kata istri Gatot, Sugiyati (41).

Setiap hari, warung Gule Sawah menghabiskan tiga ekor kambing dan 15 kg balungan (tulang untuk lelung). Tiga ekor kambing itu bisa menjadi 200 porsi tongseng dan sate, sedangkan 15 kg balungan bisa menjadi 60 porsi lelung.

Warung lesehan yang mulai buka pukul 09.00 hingga 19.30 WIB ini, selalu dipadati pecinta kuliner terutama siang hari.

Lantaran kelezatan aneka menunya, warung Gule Sawah setiap hari selalu ramai oleh pelanggan. Banyak pelanggannya dari kalangan pejabat dan pegawai di lingkungan Pemkab Kulonprogo. Bahkan tidak sedikit pula pelanggan yang berasal dari luar daerah seperti dari Jogja, Sleman, Purworejo, bahkan Jakarta dan lainnya rela menunggu giliran menikmati sajian dari gule sawah.  Nikmat , Sedap, Mantap.