Bunga Kecombrang dalam Sop Janda

RASA sop yang satu ini lain daripada yang lain. Karena dari mendengar namanya saja sudah membuat orang penasaran untuk mencobanya. Namanya Sop Janda, bukan diartikan yang sebenarnya, tapi singkatan dari Jawa dan Sunda.

Benar saja, sop ini memang perpaduan antara Jawa dengan Sunda. Terlihat pada bumbu rempah yang dipakai untuk Sop Jawa seperti pala dan cengkeh,
juga dipadukan dengan rempah Sunda antara lain kayu manis, cengkeh, jahe dan bunga kecombrang asli dari Jawa Barat.

"Bunga ini jarang ditemui di Yogya, saya sendiri harus mendatangkan langsung dari Jawa Barat dan kemudian saya tanam disini. Khasiatnya dapat menghilangkan panas dalam dan untuk memunculkan aroma khas Sunda. Sehingga kuah Sop Janda benar-benar menggoda," papar Wiwid, pemilik warung makan 'Sop Janda' yang berada di Dusun Jongke Kidul Desa Sendangadi Kecamatan Mlati Sleman (depan Rusunawa Mlati).

Dia juga menjelaskan, kalau warungnya yang baru buka sekitar 4 bulan itu memang lebih menonjolkan rempah-rempah daripada MSG (penyedap rasa). "Saya sendiri tidak suka penggunaan MSG, kalau makan makanan yang ada MSG nya saya langsung pusing. Saya pun menerapkan pada masakan ini bahwa Sop Janda murni tanpa MSG, jadi aman dan halal. Ada satu lagi bumbu yang saya pakai untuk membuat kenikmatan pada kuahnya, yaitu pepaya muda. Pepaya muda juga berkhasiat untuk mengurangi kadar kolesterol, karena sapi juga ada lemaknya. Didalam tulang muda itu, terdapat kandungan Kolagen yang bersifat sebagai anti osteoporosis atau berkalsium tinggi. Kolagen juga bersifat sebagai pengganti MSG. Maka tidak heran kalau banyak yang suka, dan datang lagi kesini," terangnya seraya menambahkan kalau dirinya juga selektif dalam memilih daging sapi.

Tidak hanya itu saja, sop yang terdiri dari sumsum tulang muda sapi, wortel dan kentang ini akan terasa Sundanya, apabila pelanggan memesan menu Janda Ngamuk atau ektra pedas yang didalamnya bertaburan cabai rawit hijau yang digeprek. Rasa yang ditimbulkan dari menu tersebut, nantinya pengunjung akan merasa kepedesan hingga berkeringat.

Lain hal jika pengunjung memesan Janda Muda (Pedas Menggoda), maka pedasnya hanya sedang saja. Atau Janda Kembang (Nikmat Memikat), pengunjung tidak akan merasakan pedas karena sop yang satu ini khusus bagi yang tidak suka pedas.

Menurut Wiwid, semua menu sop yang disajikan di warung Sop Janda harganya Rp 15.000 sudah plus nasi, termasuk Janda Junior atau menu sop untuk anak-anak. Sedangkan menu barunya adalah Ranjau Janda, atau oseng-oseng mercon yang harganya Rp 12.000 perporsinya.

Untuk menu minumannya juga bervariasi, mulai dari es teh harganya Rp 2.000 hingga paling mahal yakni kopi luwak Rp 10.000, serta jus yang harganya hanya Rp 5.000 saja. Namun minuman paling favorit adalah es Jeniper yang isinya madu, jeruk nipis peras. Dan yang khas dari warung itu yakni Madu Tolak Angin dengan harga Rp 5.000.

Wiwid mengakui, bahwa berawal dari hobinya memasak itu, akhirnya dia sepakat membuat warung makan yang khas perpaduan antara masakan Jawa dengan masakan Sunda yang notabene istrinya adalah orang Sunda. Sehingga bapak tiga anak itu, kini terus menekuni usahanya itu yang buka setiap hari mulai pukul 10 pagi hingga pukul 9 malam atau sampai habis. "Tapi khusus Jumat, warung saya tutup," pungkas Wiwid, yang juga memiliki usaha jual beli mobil. (*-1)