GUDEG WIJILAN DALAM KALENG

Gudeg, makan khas Yogya yang sangat populer dengan cita rasa khasnya. Tak heran, ada yang menyebut, bila berkunjung ke Yogya belum afdhol rasanya bila belum menyantap gudeg. Dari pagi, siang hingga malam, sajian gudeg bertebaran di penjuru Jogja, baik gudeg basah yang masih ada kuah kentalnya maupun gudeg kering yang cukup tahan lama.
Kawasan Jalan Wijilan Yogyakarta, merupakan kawasan kuliner gudeg khas Jogja. Di kawasan ini, banyak berjejer warung gudeg yang menyajikan gudeg dalam berbagai varian. Salah satunya, adalah warung nasi gudeg Wijilan "Bu Lies" di Jalan Wijilan No. 5 Yogya.
Kini, para penggemar gudeg yang jauh dari Yogya, maupun yang ingin membawakan oleh-oleh gudeg bagi kerabat atau sahabat di negeri orang, tidak perlu pusing lagi. Ini karena warung nasi gudeg "Bu Lies" telah membuat inovasi baru yaitu berupa gudeg yang dikemas dalam kaleng. Gudeg dalam kemasan kaleng ini, bisa tahan hingga satu tahun. Isinya, gudeg, tahu dan tempe.
Pemilik warung gudeg Wijilan "Bu Lies", Ny Elis Dyah Dharmawati, varian menu gudeg selain kemasan kaleng, juga sajian nasi gudeg kendil, nasi gudeg krecek komplit spesial dada sayap, paha, telur, rempelo ati, tahu tempe dan nasi gudeg dos kotak.
Selama ini, untuk nasi gudeg kemasan kaleng diminati pengunjung luar daerah dan wisatawan mancanegara yang sedang berkunjung di Yogya. "Sedangkan, rasa gudeg, dibikin tak terlalu manis, lebih cenderung gurih dengan bumbu alami tanpa micin, bahan pengawet. Proses memasaknya juga secara tradisional dengan menggunakan bahan bakar kayu dan arang," papar Elis, sambil menambahkan usaha jualan nasi gudeg dirintis sejak tahun 1993 lalu.
Dia menambahkan, usaha nasi gudeg yang diawali di Jalan Wijilan kini telah membuka cabang di sejumlah tempat, diantaranya di Jalan Gamelan, Malioboro Mall Yogyakarta, XT Square. Kini, gudeg Wijilan "Bu Lies" membuka cabang bekerja sama dengan Hindarto, pemilik warung gule kepala ikan "Mas Agus" di Jalan Solo Km 9, Maguwoharjo dan kawasan Babarsari mulai Februari 2013.
"Dalam satu hari usaha kami di berbagai cabang, rata-rata menghabiskan gori 1 kuintal, 100 ekor ayam kampung, 1.000 telur bebek. Selama ini pengunjung gayeng ketika musim liburan sekolah, liburan panjang, tahun baru banyak pengunjung wisatawan Nusantara dan mancanegara," cerita Ny Elis.